Empat murid kiyai Kholil Bangkalan menjadi tonggak syiar Islam di Nusantara. SEMPATBACA.COM- Sebuah perbincangan tentang empat santri Syaikhana Kholil Bangkalan yang akan menjadi tonggak dakwah Indonesia. Pertama, Sekitar awal tahun 1900-an 4 murid menamatkan pelajarannya pada Kyai Cholil di Bangkalan Madura Menyeberangi selat : Dua ke Jombang
Syaikhona Kholil Gurunya Para Kiai. Tebal: 148 hlm. Peresensi: Moh. Riwann Rifa’I, S. Pdi. KH Mustafa Bisri (Gus Mus) menyebutnya, kekeramatan atau karamah yang memancar pada diri Kiai Kholil Bangkalan bukan datang secara tiba-tiba, namun lahir dari proses penempaan diri yang sangat panjang.
Santri yang belajar di pondok Cangaan ini juga ulama-ulama besar, bahkan guru dari para kyai, diantaranya adalah Syaikhona Kholil Bangkalan (guru dari Hadrotus Syekh KH Hasyim Asyari/pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama). Saat beliau nyantri di pondok Cangaan, pengasuh nya adalah KH Abdul Lathif, nama yang sama dengan ayahandanya.

Sungguh, cerita yang bagi saya absurd namun begitu kaya makna. Betapa sosok guru yang begitu dipatuhi oleh murid-muridnya. Sosok guru yang begitu mujarab dengan doa-doa baiknya. Kini, di depan saya, peristirahatan sosok yang terngiang sejak kecil ini semakin dekat. Saya lalu menuju ke bagian samping masjid.

Syaikh Kholil (biasa disebut Mbah Kholil) lahir pada hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M. Ia berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kiai Hamim, anak dari Kiai Abdul Karim. Itu tawadhu’nya Mbah Kiai Ahmad Kholil Bangkalan. Dan ternyata sejarah tersebut juga dicatat oleh Gus Dur,” pungkas Kiai Irfan.” Memabaca tulisan di atas, awalnya penulis tertarik, sebab jika informasi itu benar, maka terdapat kisah lain tentang ikhwal berdirnya NU yang akan memperkaya penulisan sejarah NU.

Bahkan, suatu saat, ketika Kiai Hasyim itu punya istri Ibu Nyai Nafiqah, dibilang sama Kiai Kholil: “Syim,” dalam bahasa Kiai Kholil, “kamu kalau nanti punya anak laki-laki bawa ke sini, usia tiga hari sudah harus sampai Kademangan.”. Maka lahirnya Kiai Wahid Hasyim, usia tiga hari sudah digendong ke Kademangan.

46c9.
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/151
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/125
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/226
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/210
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/382
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/213
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/150
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/64
  • 2cvb8asfmu.pages.dev/170
  • sejarah kyai kholil bangkalan